Minggu, 30 September 2012

Minor Fighters kini ada di benua lain Germany



Mr Andreas Scholz MF Germany
Minor Fighter tidak hanya berkembang di Indonesia saja tapi Minor Fighter juga mulai berkembang di benua Eropa terutama di German. disana Minor Fighter Germany yang dirintis oleh Mr Andreas Scholz pria asal German ini mulai mengenalkan Minor Fighter di tanah kelahiran nya. dia mulai mendatangi dan mengenalkan Minor fighter di setiap event event Streets fighter yang diselangarakan disana. dengan maksud dan tujuan agar minor fighter juga bisa berkembang pesat disana. dan di seantero benua eropa. ini merupakan salah satu wujud kecintaan mr andreas terhadap minor fighter. dan ingin membuktikan bahwa minor fighter juga bisa besar seperti komunitas streets fighter atau club harley davidson yang juga memiliki beberapa chapter di belahan dunia. thanks buat mr andreas scholz yang telah memberikan dedikasinya untuk perkembangan minor fighter dan perkembangan Streets fighter di seluruh jagat dunia.
keep fight and ride whit Pride







Sabtu, 29 September 2012

Minor Fighter Djakarta: Sejarah Berdirinya Minor Fighters Djakarta

Minor Fighter Djakarta: Sejarah Berdirinya Minor Fighters Djakarta: M inor Fighters  ( MF) merupakan pembesut motor bernuansa  Aliran Streets Fighters Meskipun aliran Streets Fighters sudah  mendunia namun ...

Aktifitas Menjelang FD 6 dibengkel

Sebuah fenomena yang biasa kerap terjadi di bengkel setiap akan diadakan acara Fighter day. semua kaum minor fighters djakarta  mulai mengacak ngacak motornya. dari yang merubah body motornya  sampe ganti kaki kaki, lalu bongkar mesin.. malah sampe bangun motor buat FD waktunya pasti mepet mepet menjelang FD. mekaniknya kelabakan . ini salah satunya Ninja 250 milik mas nano Koplak akan dipotong rangkanya untuk menghadiri perhelatan FD 6 yang diadakan di jambe kembar jawa tengah.. dari sektor kaki kaki sudah sangat mumpuni tapi pria plontos ini masih merasa kurang puas jika ninja 250 miliknya tidak dipotong rangkanya. alhasil si ninja 250 langsung dibawa ke bengkel untuk dimutilasi rangka belakangnya demi mengejar tampilan street fighters yang diusung oleh para kaum Minor Fighter..  hingga saat ini semua body custom sudah dibuat tinggal dilanjutkan ketahap pengecatan saja..

beda lagi dengan yang satu ini.. ya itu Om amien Ash sebelum berangkat FD 6 ternyata mesin motor Om Amien ini mengalami masalah. alhasil mesin harus dibongkar. dengan bantuan dari para kawan kawan fighter seperti mas Obit mesin berhasil diturunkan setelah dibongkar mesin tigernya dan setelah di diagnosa oleh Dr. anas Choirudin ternyata salah satu klep nya bengkok. setelah penyakit diketahui akhirnya sang Dr. Specialis Streets dan Mesin ini memberi resep untuk segera membelanjakan kebutuhan2 motor om amien. ternyata setelah didiagnosa lebih dalam penyakit honda tiger om Amien ash tidak hanya di mesin saja. ternyata bearing kaki kaki dan velg harus diganti.. alhasil om Amien makin pusiiing karena motor harus dirawat inap dan resep makin banyak listnya... tetapi itu semua merupakan wujud pengorbanan menjelang FD
 Masih ada cerita lagi kali ini terjadi pada Om ifan dengan motor kesayangannya yamaha scorpio full custom frame yang diberi nama Scobby kali ini  si scobby masuk ke Rawat inap dikarenakan hasil diagnosa kurang bagus pria bertubuh gempal ini ingin  merubah Ass Gir scorpionya menjadi lebih panjang dari motor bawaannya dengan mengunakan material yang jauh lebih bagus ketimbang aslinya pria ini berkonsultasi dengan Dr, Anas untuk riset pembuatan Ass Gir yang nantinya akan menjadi  barang  produksi Mf. jadi keuntungannya tidak memerlukan Gir Gendong lagi atau transfer Gir.  namun pria ini masih blum puas juga maka dia juga melakukan ubahan pada motor scorpionya pada sektor buntut motornya memang modifikasi tiada hentinya semua akan diusahakan untuk hobby tercinta. tak perduli biaya atau apapun yang terpenting hasrat telah tersalurkan dengan baik dan benar.

Lain lagi dengan pria yang satu ini yang dipanggil dengan Hezzi Satria. kali ini doi mengubah motor yamaha scorpionya dari model Jap style menjadi Streets fighter. karena kecintaan dia dengan streets fighters dan Minor fighters djakarta  motor scorpio ini sedang dalam pembuatan rangka Tulbullar dan pemasangan kaki kaki limbah dan tak lupa juga untuk mengganti ass gir menjadi lebih panjang seperti yang dilakukan oleh Om Ifan.. ini semua merupakan hiruk pikuk dibengkel Dins bike menjelang acara fighters day 6 yang akan diselengarakan di jambe kembar jawa tengah... semua para petarung jalannan mempersiapkan kendarannya demi perhelatan acara 1 tahun sekali yang diadakan oleh MINOR FIGHTERS INDONESIA..   KEEP FIGHT ALL FIGHTER..


Senin, 24 September 2012

Profil Para Kaum Minor Fighter Djakarta

Hezi Satria
Din's Bike baru yang nongol di Jakarta menghembuskan nafas minor fighter. Makanya dibilang Udin lebih mendunia dibanding asal aliran ini yang asalnya dari Purwokerto.

Pantas Udin yang ini tidak disebut Awaludin, karena aliran ini awalnya dihembuskan modifikator kawakan Agus DJ. Dia punggawa X-K Bike Design dari Kota Mendoan. Udin pernah Pendidikan disana
Meski mantan anak didik,karya Udin enggak beda jauh dari gurunya. Atau bisa-bisa malah lebih baik lagi, he..he.. Udin memasukkan roh minor fighter di Honda Tiger milik Hezi Satria warga Jl. Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Walau nama panjangnya bukan Jajaludin, Udin bekerja di Jl. Letkol. Sugiono, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Nama rumah modifikasinya ‘Bondus Bikes’ dan baru beberapa bulan lalu beraktivitas.

Membuktikan garapan Udin yang beberapa partnya kiriman dari gurunya, bisa dilihat dari pemasangan satu set sok depan Suxuki GSX750 yang as segitiganya dicustom ulang biar muat ke komstir Tiger 2000. Lalu batang kemudi diganti setang lurus dan lebar khas minor fighter bikinan suhu, plus riser variasi.

Gaya khas tunggangan pun tampak pada jok single sitter yang kedudukannya dibikin ulang. “Rangka asli cuma komstir ke tengah dan bawah. Sedang jok nangkring di rangka cradle bahan pipa tubular di luar rangka asli hingga ke tengah,” ujar Hezi yang asli Padang, Sumatera Barat.
 Makin kelihatan gagah, bagian atas rangka cradle dipasang tangki bikinan yang bentuknya menyesuaikan konsep modifikasi minor fighter. Tidak lupa di bagian depan tangki tersambung dua airscop model trapesium.

Menyesuaikan tampilan depan terutama kaki-kaki, belakangnya digarap sempurna. Sutu set lengan ayun plus monosok model pro link milik Honda CBR1000 dipercaya meredam kejut segala medan.

Kalau dilihat ubahannya lumayan dahsyat. Sebab lengan ayun CBR1000 super lebar ini memaksa as dan bushing lengan ayun diganti dan dimodifikasi ulang. Sehingga komponen limbah ini bisa dipasang sempurna pada rangka tengah Tiger 2000.

Dibantu Gir Gendong

Menggunakan lengan ayun Honda CBR1000 di Tiger bukan cuma ganti as lengan ayun tengah dan ganti bushing kanan-kiri. Namun komponen yang wajib mendapat perhatian adalah gir reduksinya. Tahu sendiri kan, motor pabrikan kepak sayap ini kalau ganti ban lebar ukuran di atas 3,50 inci biasanya sering mentok rantai. Makanya ban pada gerepes.

Karena sekarang pakai ban lebar Michellin 120/60-17 untuk depan dan ukuran 160/55-17 di belakang. Posisi gir dan rantai roda asli Tiger terpaksa harus lebih digeser lagi keluar.

“Buat gir belakang di pelek GSX750 enggak ada masalah. Cuma gir depan mesti dibikin gir gendong setebal 3 cm. Maksudnya biar posisinya menjadi lebih menjorok keluar. Biar stabil, luar gir ditahan adaptor dari pelat besi cankrang,” tunjuk Hezi. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Rpm : TDH
Knalpot : Custom
Mesin : Harry Motor Pondok Kopi
Cat : Eka Custom Paint Pondok Kopi

Profil Para kaum Minor Fighters Djakarta

Rano Lee
Punya tampang dan postur tubuh mirip Vin Diesel, actor laga pemeran utama film xXx, memang bisa jadi modal gaul. Apalagi kalau sudah didukung besutan modifikasi gahar yang turut mempekental karakter pengendaranya. Seperti yang dilakukan Rano Lee, pemilik Honda Tiger beraliran Minor Fighter.

“Tampang Minor Fighter sejatinya sudah lama saya konsepkan, sebelum virus atau tren tunggangan jenis ini merebak di Tanah Air. Cuma memang awalnya tidak dieskpos lewat media. Semua berjalan apa adanya sampai sekarang,” ungkap pemilik badan tinggi tegap yang jujur mengaku kalau motornya masuk MOTOR Plus ingin ngebantu promosi bengkel tempat motornya digarap.

Diakui bapak satu anak lelaki ini, rancangan Minor Fighter di motornya memang digarap oleh Wiguna pemilik bengkel modifikasi Wiguna Motor (WM) di Jl. Kalimati, Pedemangan, Jakarta Utara. Bersama Wiguna, konsep ubahan sengaja digarap apik tanpa butuh dana besar. Maksudunya, bukan berarti tanpa dana besar tidak bisa bikin motor seperti itu.

Sebagai bukti rangka asli Tiger cuma dipotong bagian buritan. Lalu tempat duduknya, jok Vespa ditempatakan pada bekas rangka potongan yang sudah ditambah pipa baru. Penunjang tampilan, tangki asli Tiger Revo ada di depan jok.
 
“Makin kental gaharnya, tangki asli yang bukan kondom dicustom ulang. Terutama di bagian belakang yang kelihatan bolong dan meruncing. Sedang identitas airscoop Tiger Revo tetap dipertahankan,” imbuh pria yang mengaku nama Lee dari ortu-nya yang fans berat Bruce Lee.

Karena modif Minor Fighter syarat dengan kaki-kaki berorot, oleh Wiguna sok depan diganti part limbah punya Suzuki GSX1100 yang dipasang berikut segitiga. Seperti biasa dilakukan banyak modifikator, as komstir limbah diatur ulang agar bisa nyemplung di komstir asli Tiger.

“Sok depan berdimensi lebar lalu dipadukan dengan setang Renthal tanpa stabiliser. Sedangkan lampu utama batok kepala tengkorak dikasih lampu projector ke salah satu kelopak matanya,” tunjuk pengajar bela diri ini.

Sedang untuk kaki belakang, warga Jl. Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat ini mengaku menggunakan satu set lengan ayun berikut link arm dan monosok Honda Fireblade 400 cc. Namun saat pemasangan, rangka tengah asli mesti dibuatkan dudukan monosok atas. Juga wajib mengatur ulang bushing as tengah buat pegangan arm.

“Sengaja diambil satu set karena diameter roda depan-belakang memang sudah pakai ukuran 16 dan 17 inci. Selain enak di soal handling, ban ukuran besar juga mudah dicari,” senang Reno Lee.

Siap… (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban    depan : Swallow  120/16
Ban belakang: Metzeler 190/17
Kaca spion : Variasi
Engine guard : Custom
Lampu rem: Variasi

Profil para kaum Minor Fighters Djakarta

Ginting
Fighter Day (FD) 5 atau wadah riungan keluarga Minor Fighter Indonesia digelar kembali. Ini kali, lokasi yang dipilih Jambe Kembar, Pemalang, Jawa Tengah.

Karena alasan itu, Ginting pemilik Honda Tiger sudah menyiapkan tunggangannya lebih awal. Apalagi sebagai kaum Minor Fighter sejati yang berbasis di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, momen ini tidak akan disia-siakannya.

“Untuk hadir di acara akbar itu, tampilan motor enggak boleh biasa-biasa saja. Kayak gak serius nanti dilihatnya. Oleh sebab itu, tampang Tiger 2001 saya maksimalkan,” ujar Ginting yang sudah nggak tahan mau cepat ke lokasi.

Dibantu Udin, modifikator ‘Dins Bikes’ yang berlokasi di Jl. Letkol. Sugiono, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ginting mempercayakan sepenuhnya kepada Udin, mantan anak buah Agus DJ punggawa X-K Bike Design from Purwokerto yang kini buka di Jakarta. Agus DJ adalah pendiri Minor Fighter.

Keinginan Ginting memaksmilkan ubahan motornya beralasan. Itu karena basic Honda Tiger yang awalnya sudah dimodifikasi dirasa kurang maksimal dan konsepnya masih jauh dari harapan. Padahal, kaki depan-belakang sudah mengacu tunggangan khas Minor Fighter.

Terlihat pada pemasangan sok depan upside down Suzuki GSX400 yang mantap menopang sasis. Peredam kejut ini pun dipermanis penerapan setang baplang juga batok lampu minimalis khas moge naked bike. Adapun kaki belakang, pakai swing arm Kawasaki ZX7 model lawas yang model link armnya sistem unitrack.

“Lalu baik sok depan maupun belakang, biar pas diisi pelek lebar Honda CBR Fireblade 929, sudah termasuk cakram depan-belakang,” imbuh Udin yang menggarap motor Ginting.

 Ubahan paling kental terjadi di bodi juga rangka. Kata Udin, aliran Minor Fighter biasanya cuma rombak rangka belakang. Backbone dipapas abis dan cuma disisakan sedikit buat tempat duduk, stop lamp dan dudukan lampu sein.

Lalu potongan rangka belakang dikondom bahan serat fiber biar kelihatan apik. Begitu juga deltabox bikinan yang dipasang pada bagian bawah tangki model futursitik dan juga dibuat dari serat fiber. Dibilang fituristik karena bentuk tangki seirama dengan bentuk meruncing dari airscoop.

“Selain airscoop, engine guard ikut dibikin meruncing. Desain ini mengikuti bentuk tangki motor yang secara konsep, juga sudah sesuai dengan tongkrongan Minor Fighter yang secara konsep memang sudah lama dikenal,” ingat Udin.

Kalau sudah begono, bisa jumpa banyak kawan di Minor Fighter ya. Keep safely dan salam hangat. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : Pirelli dan Michelin
Grip stang : Variasi
Knalpot : Custom
Mesin : Harry Motor

Profil Para kaum Minor Fighter Djakarta

Perbedaan merek dua pabrikan motor, bukan menjadi halangan untuk menyamakan aliran modifikasi. Adalah Fery Mauludin pembesut Honda Mega Pro dan Irfan Bondus yang punya Yamaha Scorpio Z membangun motor jadi keluarga Minor Fighter. Acuan modifikasinya sudah tentu street fighter.
Fery Mauludin

Untuk meredam getaran akibat jalan raya Indonesia yang kurang bersahabat, keduanya kompak aplikasi sok model upside down di haluan depan. Namun untuk pemilihan merek, mereka ogah sama. Sedangkan di Mega Pro Fery sedikit selingkuh dengan pabrikan lain, adopsi Suzuki GSX-R 400.untuk up side down

“Pemasangan kedua sok upside down ini, tinggal penyesuaian di bagian as komstir.


Ifan Bondus
  Scorpio Irfan, mengusung copotan satu atap alias sepabrik, doi pakai sok Yamaha R1.  Pemasangan kedua sok upside down ini, tinggal penyesuaian di bagian as komstir. Seperti di motor Scorpio, as komstir kepunyaan Yamaha R1 harus dikecilkan dulu agar bisa dipasang di lubang komstir Scorpio,” lalu sedikit ditambahkan oil coller untuk  pendinginan mesin jelas Anas Choerudin yang biasa dipanggil Udin sang modifikator
.FULL FRAME DAN 50% CUSTOM
Yang dimaksud full frame custom yaitu semua frame atau sasis motor dibuat ulang. Untuk modifikasi full frame custom dilakukan di Scorpio biru buntung.

Dari 50% frame custom yaitu sasis original yang diambil hanya centerbone saja. Sedangkan backbone dipotong dan digantikan dengan rangka baru yang juga berbahan seamless. “Ukuran diameter pipa seamless yang digunakan antara 1, 1,5 dan ¾ inci.


“Ubahan ini bukan karena beda pendapat. Tapi, karena keadaan rangka Scorpio, ketika mengalami penggantian mono arm, rantai mentok ke sasis dudukan arm. Jalan satu-satunya rangka harus dibuat ulang,” kata Udin.

Sedangkan di Mega Pro masih aman ketika menggunakan arm lebar. Karena tipe sasis yang mono tube. Bayangkan gir depan saja tergeser hingga 6 cm dari standarnya. “Tapi karena inilah full frame custom jadi sebuah virus yang merambah di MF Simpul Jakarta,” seru Udin.

ENGAN AYUN OGAH SAMA
Modifikasi aliran boleh sama, namun selera keduanya jangan sampe disamakan. Nanti malah jadi motor kembaran, kan malah monoton. Buat memperkuat aura street fighter, harus mengalami banyak ubahan. Seperti penggantian swing arm. Biar membumi, Fery lebih memilih lengan ayun seperti kabanyakan yang masih double arm, aplikasi dari Honda CBR 1100 XX. Dipadukan pelek lebar Kawasaki ZX-7R dan ban gembot kepunyaan Michelin.

Sedangkan Irfan adopsi mono arm kepunyaan motor asal Inggris yang berngaran Triumph Daytona, satu set dengan pelek belakang. Tapi, pelek depan doi malah aplikasi kepunyaan Yamaha R1. “Biar lebih keren dibanding yang lain, dan bikin virus baru di kalangan keluarga Minor Fighter,” seru Irfan yang bukan Irfan Bachdim.

“Penyesuaian sudah pasti dibagian dudukan lengan ayun, semua swing arm disesuaikan ke rangka saja. Karena ukuran swing arm yang lebar otomatis, gir belakang harus ngikutin dan solusinya 6 gir ditumpuk lantas dilas agar garis pertemuan gir depan belakang bisa center,” seru Udin yang bukan Udin Petot. He..he...
Buat mempertegas Keluarga Minor Fighter, Irfan sedikit ngasih tanda di jok yang dibikin buntung dengan patch bertulisan “MINOR FIGHTER-WILD RADICAL RESPECT”. Irfan juga tak lupa untuk memasang stoplamp bernuansa LED. Wih kompak tuh he he. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI

Honda Mega Pro
Sok belakang: Kawasaki ZX-7R
Knalpot : Custom by Stanlee
Paint work : Danagloss
Pelek : Kawasaki ZX-7R

Yamaha Scorpio Z
Spidometer : Koso RX-1N
Lampu depan : Hella
Sok belakang : Honda CBR 1000R
Knalpot : Custom by IMS Chuenk Footstep : Yamaha R6

Profil para Kaum Minor Fighter Djakarta

Edo M. Choirul
odif motor beraliran street fighter, sudah merambah dan membumi lama di Indonesia. Aliran street fighter model gini yang jadi pioneer Agus Januar dari X-K Bike Design, Purwokerto. Biasanya orang yang membesut motor aliran seperti ini disebut Minor Fighter (MF).

“Dandanan motor ala SF biasanya kurang memperhatikan segi keharmonisasain tampilan. Maksudnya anti kemapanan, nah saya coba mengubah paradigma bahwa MF juga sah-sah saja kalo sedikit klimis,” tandas Hezi Satria Hastasani yang punya bengkel modifikasi Dien’s Bike. Doi bermarkas di Jl. Kolonel Sugiono, No. 24 Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Sebagai contoh, Honda Tiger kepunyaan Edo M. Choirul yang dibikin ala Minor Fighter klimis. Tentu saja kalo aliran seperti ini mesti chop sasis bawaan motor. “Bagian rangka yang dipotong yaitu backbone, sedangkan centerbone masih asli,” jelas Hanas Choirudin yang biasa dipanggil Udin yang mengerjakan modifikasi. Untuk tulang baru, Udin yang bukan Udin Sedunia ini andalkan pipa seamless 1 inci dan 3/4 inci. Digabung menggunakan las listrik, sebagai tempat jok bersarang.

Asyiknya, backbone bisa knock down alias bisa dicopot. Karena cuma dipegang baut di setiap kaki-kakinya yang berjumlah 5 titik. “Kalo bosen dengan model begini, tinggal dibikinin backbone baru deh,” tambah Udin yang berjenggot dan mirip vokalis band Jamrud he..he... Posisi seater dari motor ini juga sudah dihitung agar tingginya pas dengan owner motor yang punya tinggi sekitar 165 cm.

Dilanjut sesi makeover biar jadi klimis. Tangki, sepatbor, sayap dan air scoop yang diraciknya lewat fiberglass, dilebur cat oranye yang bikin adem mata ketika dipandang. Adukan cat dipercayakan merek Sikkens oranye pearl gold, serta dipadukan clear Blinken biar mengkilat.
Kurang pas kalau street fighter kakinya peot. “Makanya biar tambah kekar segi kaki-kaki harus diganti dengan ukuran yang lebih gambot,” tambah Udin. Dari alasan itu doi aplikasi part ex moge yang ukurannya extra bohay. Options seperti ini dirasa sangat cukup.

“Walau klimis abis, kalau turing atau riding ketika hujan, bagian belakang pasti kena lumpur dari jalan. Pas dicuci steam, bukan motornya yang disemprot tapi orangnya dulu yang ditembak air biar bersih,” seru Hezi, curhat.

Salute. (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Upside down: Suzuki GSX-R600
Pelek: Suzuki GSX-R1000
Monosok: Suzuki GSX-R 750
Swing arm: Kawasaki ZX-7R
Dien’s Bike: 0812-281-88273

Profil kaum Minor Fighters Djakarta

Amien Suryo A.K.A Amien Ash
Modifikator Indonesia memang penuh kreasi. Contoh modif Honda Tiger kepunyaan Amin Suryo Hartanto dari keluarga Minor Fighter Simpul Jakarta. Hanya disisakan mesinnya saja oleh Soewiryo Adi Wijaya dari RJM Wiryo Custom di Jl. Cipinang Muara II, No. 53 Jatinegara, Jakarta Utara.

Kebanyakan modifikator aliran ini memangkas backbone dan menyisakan centerbone untuk mengawal mesin agar enggak ribet. Namun ini kali sasis dibuat ulang tanpa menghiraukan rangka aslinya. “Agar lebih expresif dalam hal membangun motor dan tinggkat kesulitan yang tinggi. Membuat jiwa modifikasi saya keluar,” seru Wiryo, sapaan akrab modifikator ini.

Frame baru buat si Tiger terbuat dari pipa seamless 1,5 inci dan 1 inci. Untuk penyambungan pipa seamless ini menggunakan las listrik.


Dudukan swing arm dan engine mounting yang terletak di atas dan depan serta terbuat dari pelat besi ukuran 1 cm. Dengan begini lekukan sasis baru terlihat lebih gagah dan muscle bike banget. Ditambah aksi bolong-bolong pelat. Kini terlihat pas dan enggak jadi nora. Pas deh.

 Katanya jangan sampe ragu deh soal kepresisian dari sasis bikinan Wiryo Custom ini. Karena sebelum engine dilekatkan ke sasis ini, rangka yang sudah jadi sebelumnya diukur menggunakan jig yang biasa mengukur sasis agar lebih presisi. “Nomer rangka yang ada di sebelah kiri di komstir masih,” jelas Wiryo.

Aksi comot limbah moge pun dijabanin, biar terlihat lebih ekstrime. Untuk menggawang haluan depan doi adopsi kepunyaan Honda CBR 400 dikawinkan pelek bawaan Suzuki Hayabusa.

Lantas gelandang belakang ditemani swing arm dan sokbreker original Suzuki TL1000R. “Hasilnya asik banget pokoknya puas, pas turing motor masih aman diajak rebah he..he..,” seru Amin yang punya motor. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang: X-K Bikes
Ban depan: Michellin 120/70-17
Ban belakang: Michellin 190/55-17
Lampu: Custom

Minggu, 23 September 2012

Bengkel Din's bike rujukan MF djakarta

JAKARTA. Minorfighter tidak hanya ada di Purwokerto doang, tapi di Ibukota juga ada bengkel khusus single seater nungging itu. Berlabel Din's, bengkel di samping fly over Pondok Bambu ini mentasbihkan sebagai spesialis Minorfighter.
Mereka juga mengklaim bahwa turunan lansung dari Agus Yanuar, sang founder Minorfighter di Purwokerto. “Belajar sebentar di sana, belajar basicnya dan minta lisensi sebagai chapter minorfighter Jakarta,” seru Udin, modifikator khusus bodi en kaki-kaki ini.

Dibuka pada awal tahun 2007, memakai nama Bondes tapi bengkel biasa rujukan dari TJT (Tiger Jakarta Timur) waktu itu. Masuknya trend Minorfighter membuat beralih ke arah streetfighter anti kemampanan tersebut.

Bondes yang sekarang menjadi Din's Bike didaulat sebagai bengkel rujukan dan basecamp dari para Kaum  biker penyuka helm berambut ini. Di sini banyak melahirkan Motor motor Streets Fighter. dan sudah banyak di muat di majalah dan tabloit otomotif. bahkan ada paket khusus untuk membangunnya. Menurut Udin dibagi menjadi 2 bagian: Lokal dan non lokal alias Limbah moge.

Paket Lokal hanya butuh duit Rp. 15 juta doang dam non lokal Rp. 20-50 juta. Bahan motor bebas, mau Tiger atau Thunder 125 bisa disulap jadi motor beraliran Streets fighter. Ini dibedakan dari bahan limbah mogenya, bisa Triumph Street triple atau Daytona komplit kaki-kaki. Kedua item tersebut lagi booming di Jakarta.
Din's Modification juga ada paket pahe cuman Rp. 10 juta, limbah pakai yang model lama atau tahun tua macam Suzuki GSX atau Yamaha R1. Banyak pilihan disini, tergantung budget konsumen. seperti apa yang diinginkan konsumen  semakin tahun muda limbahnya akan semakin mahal harganya.


Din's Bike
Jl. Kolonel Sugiono no. 16 Pondok Bambu (Sampaing Perguruan Rakyat dan Fly over Pondok bambu) Jakarta








Minor Fighters Mulai Diakui Dunia luar

Ulasan Mengenai Minor Fighter di Majalah terbitan luar Negri Streets fighter
The most common way of transportation here in Indonesia is the scooter or small bike  whit 125 cc. It is simple, effective and gas is quite cheap. Indonesia is one of the biggest consumers for these little scooters in the world. Nearly everyone owns a Honda, Yamaha or Suzuki scooter. With the given fact that there are 260 million people living in Indonesia, that is a LOT of scooters.
Bigger bikes are limited here, because the government restricted the maximum CC’s to 250. Any higher than that, and you have to pay a whopping 100% tax! If you then also want to drive it legal on the road, it will cost an additional 50 million IDR (exchange rate being 1$ is 8000-9000 IDR). My friend owns a Yamaha R1 that he imported new and paid 280 million IDR for it. Needless to say many people, the majority actually, will never be able to pay for a nice and shiny Ducati or Suzuki. (that friend is plenty rich, being the son of the Governor of Bali).
Having bikes limited to 250cc is disappointing, but nonetheless the Indonesian people can’t be bothered. What happens is that you will see some crazy modified bikes around here. They will go to great lengths to have that big bike look, replacing stock swing arms of a 200cc bike with a swinger from a GSX1000 or a stock telescopic shock with a R1 USD. Call it crazy, but that’s how it goes down here.
Bigger bikes are rare, so where do these bike parts come from then, one might ask. Well, this is all imported, mostly from Singapore. The most common bigger bikes, we call them MOGE which is an abbreviation from motor gede which means big bike, are Honda’s CB400′s and Suzuki Bandits.
There are a lot of importers here where you can find really old spare parts as well as the newer spare parts. . When it comes to swing arms, front forks and any other big bike part you are in need of to pimp your 200cc bike, they are the ones to see.

This bring me conveniently to my next point, because modifying a Honda Tiger 200cc bike into a mean looking streetfighting machine requires some knowledge. The man who started to do this is one of the very first, was Agus Djanuar from XK Bike Design Purwokerto. He is also known in Indonesia is the ‘Father of Streetfighters’. Not only giving name and face to Streetfighter bikes, but also founder of Indonesia’s biggest Streetfighter club, the Minor Fighters. This is THE club when you have a Fighter and want to hang out with like-minded. The club has more than 10 chapters, spread out all over Indonesia.
Ulasan Tentang Minor Fighter di Majalah Steets Fighter
There are a lot of Streetfighter gatherings here, organized by the Minor Fighters, which are good fun! Indonesia has beautiful landscapes with nice hills and mountains surrounded by rice paddies. However, these roads are also scary dangerous with wild dogs, cows walking in the street and overall people who totally ignore the (almost non-existent) road rules. It is literally total anarchy on the streets! I come from Holland, and there we do have rules, but here it is just, go whenever, pass on the left or the right whatever you like and seeing more than 4 people on one scooter, well that’s just common practice. When I drive to work, 80% of the time I see some accident happening. It’s not your ordinary traffic scenario, and it has gotten me into fights more than once.
So with the roads being dangerous and with no disciplined drivers, at all, makes restricting bigger bikes not such a bad idea after all. However, shouldn’t a streetfighter bike be all about horsepower that can back up the crazy looks of a mean looking bike? Yes, it should. I mean, putting a big ass swing arm, heavy UDS’s and rims that are 6” wide (stock is around 2,25” on a 200CC) kinda slows the whole bike down. So, people tune there bike until they have at least the acceleration they look for. Giving a big 100cc extra will set you back around 100-200 dollar, so that’s no biggie compared to the prices you need to pay for USD’s or a nice swingarm. A complete set off a fairly new R1 can cost more than 1000$ here. Yes, shipping is a bitch.

Fiber also plays a big role here in creating the Fighter look. Being stock parts from a bigger bike not only costs a lot (yup, shipping again) but it is also hard to make it look right. Small fuel tank and big and wide back fairing don’t match, so everything will be custom done. You can get everything made here, fuel tank cover, added cover over your swingarm (creating that bigger look -pictured in gallery), race fairings and even headlight masks.
Good quality however is rare, maybe because of the price. Quality like, for example Showyomoto, is hard to find. I only know a few good fiber guys here in Indonesia, one of them being Pak Agus and the guys in his shop, XK-bike design. Custom bodywork will costs you around 100-300 dollar depending on what needs to be done.
I am sure many of you have an opinion now about the scene here in Indonesia. It might sound silly putting expensive parts on a small bike, but we make do with what we have. Most important here is that we have great fun while modifying bikes and DO stand out from the crowd. Who cares we can only drive those 200CC bikes? We make them look tits, and we sure drive them hard!
Thanks Customfighters for allowing us to share about the Fighter scene here in Indonesia!

Apa itu Minor Fighters

Sebuah kutipan dari Salah satu Founding Father Minor Fighter

"Memiliki Pacht  atau Bordiran Minor Fighter Bukan berarti dia sebagai Keluarga MF. Hanya yang pasti individu individu yang memiliki Bordiaran atau Pacht MF pasti terdata keterlibatan dan sumbangsihnya di Lapis Support MF.

Apakah itu Lapis Support MF  itu Seseorang atau Individu yang berada di luar Keluarga Inti MF tp mereka memiliki keterlibatan langsung dan memiliki efort atau kemauan dalam keterlibatan langsung terhadap perkembangan  Minor Fighter.  hanya saja yang membedakan dengan keluarga MF bahwa segala sesuatu harus diputuskan oleh Pihak keluarga MF  dan sepengetahuan keluarga.

Support MF dibebaskan  untuk mau terlibat langsung atau tidak dalam segala jenis kegiatan MF. Hal ini kembali pada Individu Support MF yang menentukan.. Tahapan ini merupakan sebuah proses yang dikenal dengan sebutan " SELEKSI ALAM"  apakah para individu tersebut memiliki jiwa petarung yng tidak mudah menyerah atas segala hal. atau apakah para individu tsb menyerah begitu saja tanpa ada perjuangan...

dpn kiri-kanan: dika, dime,widyo M, Amien Ash, Helmi, Nevo konijiwa, Ifan bondus, Hezzi Hastari
dpn kiri-kanan : dika,dime,widyo,amien,helmi,nevo,ifan,hezzi
Semua kita kembalikan kepada individu masing masing...  krn akan selalu ada cobaan dan kerikil kerikil yang kan menghadang

Sejarah Berdirinya Minor Fighters Djakarta

Minor Fighters  ( MF) merupakan pembesut motor bernuansa  Aliran Streets Fighters Meskipun aliran Streets Fighters sudah  mendunia namun di indonesia Pada saat itu masih belum terkena virus streets Fighters.. mamun munculah ide bikers indonesia harus juga mengikuti trennd SF yang ada di luar . 

               Diawali dengan sebuah Komunitas atau Kaum pencinta SF di Purwokerto Jawa Tengah yang dimulai oleh Builder dari Xk Bike Design yaitu Agus Djanuar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Agus DJ bisa dikatakan sebagai pioner soal gaya SF.
Motor motor MF sangat nyentrik dengan berpaku dengan jok single seater, stang baplang lebar,berbuntut pendek atau menjulang ke atas serta ban extra lebar dan pengunaan Barang barang limbah Moge  yang secara garis besar mengadopsi gaya SF Europan Style yang di senimambungkan dengan Motor motor indonesia.

Perjuangan Agus Dj dan Para kaum kaum Minor Fighters disambut baik oleh pengemar motor modifikasi di Indonesia Lambat laun  Minor Fighters merambah kesegala penjuru indonesia  mulai dari Simpul Djakarta, Bandung,Ciamis,Tasikmalaya,Cirebon,Bumi Ayu,Tegal,Slawi,Cilacap,wonosobo,Dieng,Jogja,Surabaya,Madura,Makasar dan sampai simpul di Germany.

Penyebaran virus MF di simpul Jakarta diawali dengan Eko purwanto dan Widyo Molko "yang sebelumnya tergabung disebuah club besar di buaran. namun karena sudah memiliki hasrat yang berbeda dengan aturan yang cukup baku. dan hasrat memodifikasi motor yang radikal. dan akhirnya mulai mencari cari dan tertarik dengan aliran SF. sampai pada akhirnya widyo dan eko mulai memotong rangka Motornya dan mulai membuat motor ber aliran SF . sampai pada 2008 kedua orang ini diajak datang ke pangandaran  oleh seorang sahabat untuk menghadiri FIGHTER DAY 2 merupakan ajang pertememuan Keluarga Besar Minor Fighters se Indonesia yg biasanya diadakan tiap bulan October. disana mereka berdua  bertemu dengan  Agus DJ dan keluarga dari Purwokerto dan tidak disia siakan untuk mengenal apa itu Minor Fighters. setelah kembali dari FD dengan sejuta pengalaman dan pengetahuan  kita mulai membangun MINOR FIGHTER Djakarta dibawah naungan Minor Fighters Purwokerto. setelah berada di jakarta eko dan widyo mulai mengalami kesulitan dengan tidak adanya bengkel yg bisa dikatakan sebagai bengkel khusus SF dan akhirnya widyo mulai berangkat kembali ke purwokerto ke Xk Bike Design  dengan seorang mekanik dari jakarta yang bernama Anas Choirudin atau yang lebih dikenal sekarang Udin Bondus untuk mempelajari bodywork fiberglass. dan kembali kejakarta  eko purwanto pun berinisiatif untuk membuat bengkel Kecil kecilan dengan berkolaborasi dengan Anas Choirudin atau udin untuk membuat bengkel SF  yang diberi Nama Bondus Bike. Namun dengan seiringnya perjalanan waktu Minor Fighters Jakarta menjadi besar tanpa diduga duga  hingga saat ini terhitung 36 orang  yang tergabung dalam MF djakarta  dan masing masing dari mereka juga memiliki semangat juang yang cukup tinggi untuk membangun MF Djakarta untuk lebih besar lagi. dan biasanya kaum MF Djakarta nongkrong di Di bondus bike yg sekarang sudah berubah nama menjadi Dins Modification yg beralamat  JL Kolonel Sugiono No 24 Pondok Bambu samping fly Over Jakarta timur









Bro Eko Bondus and Widyo Molko